Stimulus non fiskal ekspor – impor dari pemerintah akibat virus Corona atau Covid-19. Menghadapi terjangan badai Virus Corona atau COVID-19, pemerintah mengeluarkan stimulus non-fiskal pada industri manufaktur terutama dalam kegiatan ekspor dan impor. Hal ini dilakukan agar industri dapat bertahan di tengah badai pandemi global ini..
Ketua Asosiasi Logistik Indonesia, Zaldy Masita mengatakan bahwa kegiatan impor di Indonesia masih didominasi dari Tiongkok. Karena pandemi, kegiatan impor pun turun hingga 30%. Kegiatan ekspor dan impor yang paling berdampak akibat Virus Corona adalah melalui transportasi laut.
Carmelita hartoto, Ketua Umum Pengusaha Pelayaran Niaga Nasional menambahkan bahwa jumlah muatan ekspor dan impor terutama dari dan menuju Tiongkok terutama batubara berkurang drastis. Akhirnya, hal tersebut berdampak tidak langsung pada kegiatan penunjang industri lain.
Baca Juga : Strategi Bisnis Saat Social Distancing di terapkan
Stimulus Non Fiskal Ekspor – Impor Dari Pemerintah Akibat Virus Corona
Dampak COVID-19 pada Sektor Ekspor dan Impor
Virus Corona atau COVID-19 menyebabkan penurunan pendapatan di berbagai sektor terutama pada sektor ekspor dan impor. Penurunan terjadi karena berkurangnya kegiatan ekspor terutama dari dan ke Tiongkok.
Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) mencatat pada bulan Februari 2020 terjadi penurunan nilai ekspor hingga 18,69% dibanding dengan bulan Januari 2020, sedangkan nilai impor bulan Februari 2020 turun hingga 5,11% dibanding bulan Januari 2020.
Beberapa ekonom mengatakan, selain karena produksi dari Tiongkok, faktor penurunan nilai ekspor terjadi karena industri pemasok sengaja mengurangi stok karena rendahnya ekspektasi pemerintah dan juga antisipasi karena melemahnya nilai tukar rupiah.
Hal ini menjadi pukulan telak bagi industri ekspor-impor bahkan secara keseluruhan. Ini diperkuat dengan pernyataan Hariadi Sukmadi, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia bahwa jika nilai ekspor-impor dapat mempengaruhi seluruh industri dan mencerminkan perlambatan ekonomi. Hal ini juga berimbas pada UMKM dan industri manufaktur. seperti pasokan bahan-bahan mentah, alat, spare part menjadi mahal karena proses yang lebih lama.
Kebijakan Stimulus Non-Fiskal
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi bahkan hingga defisit ekonomi karena pengaruh ekspor-impor terdampak Corona, pemerintah mengeluarkan paket stimulus jilid II. Bagian dari paket tersebut di antaranya adalah stimulus non-fiskal yang bertujuan memberi dorongan terhadap kegiatan ekspor-impor. Lalu apa saja kebijakan stimulus non-fiskal tersebut?
Baca Juga: Program Accurate
Penyederhanaan dan Pengurangan Larangan dan Pembatasan Ekspor
Bertujuan untuk meningkatkan kelancaran kegiatan impor bahan baku dan juga daya saing. Kebijakan tersebut diberikan kepada perusahaan produsen bahan baku. Tahap awal kebijakan diberikan kepada komoditas besi baja, kemudian produk pangan strategis bagi industri manufaktur seperti gula, garam, dan tepung.
Selain itu penyederhanaan dilakukan dengan menyederhanakan duplikasi peraturan impor untuk komoditi produk hewan, hortikultura, obat, bahan obat dan juga makanan.
Baca Juga: Aplikasi Accurate
Penyederhanaan dan Pengurangan Larangan dan Pembatasan Ekspor
Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan kelancaran ekspor dan daya saing para pelaku ekspor dalam negeri. Kebijakan ini meliputi pengurangan larangan dan pembatasan ekspor sebanyak 749 kode harmonized system (HS) terdiri dari 443 HS untuk komoditi ikan dan produk ikan dan 306 HS untuk produksi industri kehutanan.
Baca Juga : Gambaran Tentang Software Accurate
Percepatan Proses Ekspor-Impor untuk Reputable Trader
Hal ini bertujuan untuk memberikan insentif tambahan bagi perusahaan bereputasi baik. Pemerintah dalam kebijakan ini menerapkan auto response dan auto approval proses pelarangan dan pembatasan baik impor dan ekspor. Kebijakan ini juga mencakup penghapusan laporan surveyor terhadap komoditas yang diwajibkan.
Baca Juga : Fitur Accurate 5
Menciptakan National Logistic Ecosystem (NLE) | stimulus non fiskal ekspor
National logistic ecosystem merupakan platform tunggal yang mengintegrasikan platform layanan pemerintah dengan dunia usaha yaitu government to government dan juga business to business. NLE dapat menyelaraskan arus lalu lintas barang dengan arus dokumen internasional sejak kedatangan sarana pengangkut hingga barang keluar dari pelabuhan dan masuk gudang.
Dengan diberlakukan 4 kebijakan tersebut, kegiatan ekspor-impor negara diharapkan dapat berjalan lancar. Selain itu, ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan terjamin mengingat wabah COVID-19 juga mempengaruhi tingkat ketersediaan barang.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, lemahnya nilai ekspor impor juga mempengaruhi bisnis UKM. Karena sebagian besar UKM sangat bergantung pada persediaan barang yang didapat dari impor. Oleh karena itu, UKM juga harus terus mengatur dan memantau arus persediaan barang apalagi di tengah pandemi seperti ini.
Untuk mempermudah proses tersebut, software Accurtae salah satu software akuntansi ini dapat memberikan solusi dalam memantau persediaan barang. Penggunaannya yang friendly dan juga memiliki banyak fitur terutama dalam standar akuntansi menjadi keunggulan Software Accurate.
Accurate memiliki dua tipe yaitu Accurate online yang berbasis cloudbase dan Accurate desktop ( penyimpanan data ada di computer server ). Keduanya memiliki fitur yang hampir sama, hanya ada beberapa tambahan fitur di Accurate online seperti fitur penggajian, approval dll. Ada juga fitur smartlink e-commerce yang telah terintegrasi dengan marketplace seperti Tokopedia. Shopee dan Bukalapak untuk inventory dan penjualannya.
Dengan harga Accurate yang terjangkau, Accurate akan menjadi solusi tepat bagi pembukuan bisnis Anda. Cari tahu selengkapnya tentang software Accurate disini. Anda juga bisa trial gratis 30 hari disini.
Leave A Comment